Halaman ini akan tertutup secara otomatis setelah meng-klik salahsatu link diatas
Terimakasih!

Panduan Memilih Obat Untuk Penyakit Ayam

Bagai mana memaksimalkan pemilihan Obat atau antibiotik untuk ayam yang sakit, dan bagai mana memaksimal keberkesanan terhadap Salah Satu sebuah obat terhadap penyakit,

Berhubungan dengan penyakit, Pasti ada kaitan nya dengan obat , begitu juga dengan jenis penyakit,

Contoh: misalkan ada ayam yang sedang menghidap penyakit jenis ESCherichisa Coli, jadi disini tidak sembarangan harus memilih antibiotik, karena jika salah memberikan antibiotik, maka keberhasilan penyembuhan akan sangat minim, maka dengan itu, disini INFO ternak akan menyampaikan beberapa jenis penyakit beserta obat-nya

Dan dalam pemberian antibiotik atau obat yang makdsunya untuk mengobati ayam yang sakit, tidak lah sembarangan, jadi harus lebih di perhitungkan untuk masa jangka panjang,

seperti:

■Pemilihan obat - Antibiotik harus lah tepat dan benar, untuk menghindari Pengobatan untuk ke dua kalinya, jika anda memberikan obat terhadap ayam yang sakit, dan obat itu salah (menurut prosedur) maka selain keberhasilan sangat tipis, ada efek yang lain juga seperti, anda harus melakukan pengobatan yang ke dua kalinya, jika ini terjadi, maka anda akan mengalami kerugian (rugi untuk membeli antibiotik yang ke2).
■Sensitiviti obat terhadap penyakit, nah disini inti dari pengobatan yang berkesan, pilih lah obat atau antibiotik yang memang sangat sensitiv terhadap penyakit tersebut.
■Dosis juga harus di perhatikan, jika anda membeli obat ke toko yang menyediakan obat tersebut, dan jika anda (maaf) kurang memahami pemakaian, atau dosis yang harus di anjurkan, maka sebaiknya anda menanyakan nya terlebih dahulu kepada si penjual yang ada di toko tersebut, ini maksudnya untuk menghindari kesalahan Dosis yang di anjurkan, jika dosis yang di berikan kepada ayam tgersebut (ambil contoh , KURANG DOSIS), maka ayam akan mengalami Rentan terhadap penyakit, dan penyakit akan semakin kebal di dalam tubuh ayam tersebut, dan lain-lain
■Jangka waktu lamanya Perawatan: disini artinya, jangka atau tempo lamanya pengobatan, misalkan untuk ayam yang sakitnya tidak terlalu akut atau parah, bisa menggunakan obat selama3 hari, dan jika ayam sakit parah berikan lah obat selama 7 hari, dan lain-lain.
■Biaya Obat: nah ini saya pikir menjadi Inti yang harus di fokuskan, maka jangan sekali-sekali memberikan obat yang sekiranya akan mengakibatkan kerugian yang besar, soalnya obat jenisnya berbeda2, akan tetapi kandungan nya sama, nah disini harus-lah sedikit jeli, agar ayam kita selamat, dan kantong kita juga tetap sehat.

Penyakit penyakit yang akan di uraikan di postingan ini adalah di antaranya sebagai berikut:
Dan mengikut urutan penyakit yang sering menyerang sebuah peternakan, mau peternakan kecil atau besar:


•Escherichia Coli 63%
•Staphylococcus aureus 10%
•Sreptococcus spp. 9.1%
•Staphylococcus epidermidis 8%
•Pasteurela spp 6%
•Pseudomonas aeroginosa 4%

ESCHERICHIA COLI:
ESCHERUCHIA coli adalah sebuah penyakit jenis BAKTERIA, penyakit ini sangat penting untuk di ketahui. karena serangan-nya sangat serius jika terjadi di sebuah peternakan apabila di kategorikan, EsCherichia Coli atau yang sering di singkat E.coli, adalah 63% sering terjadi di peternakan.

salah satunya adalah dari penyebab jangkitan kantung yolka, enteritis, perikardis (pundi jantung) paru-paru dan pundi udara, oviduktus (salpingitis) toksimea dan lain-lain.

E.coli adalah bakteri yang utamanya: dalam penyakit pernafasan chronik yang menyerang dengan cara komplikasi (CCRD).

Penyakit ini bisa di rawat dengan berbagai antibiotik yang sangat sering digunakan dan memang di akui oleh semua orang di dunia poultry farm.

Obat atau antibiotik Untuk Penyakit Jenis Escherichia Coli , E.coli:
Obat atau antibiotik di bawah ini, saya kategorikan mengikuti keberkesanan-nya terhadap penyakit E.coli ini.

OBATNYA ADALAH seperti di bawah ini.
Nama obat (antibiotik) Keberkesanan Obat terhadap jenis Penyakit %
Polimyxin B keberkesanannya 90%
Gentamicin keberkesanannya 80%
Colistin Keberkesanannya 66%
Minocycline Keberkesanannya 65%
Norfloxacin keberkesanannya 60%
Chloramphenicol Keberkesanannya 36%
Kanamycin Keberkesanannya 29%
Streptomicyn Keberkesanannya 18%
Trimethoprim + sulfa Keberkesanannya 13%
Ampicillin Keberkesanannya 12%
Tetracycline Keberkesanannya 11%
Enthromycin Keberkesanannya 6%

Nah kita bisa melihat urutan keberkesanan di atas, maka Sesuaikan lah dengan kemampuan anda, jangan sekiranya membeli obat tidak sesuai dengan jenis penyakit yang sedang menyerang ayam anda.

oleh karena itu, semoga tulisan ringkas dan sederhana ini bisa membantu untuk anda yang sedang membutuhkan informasi pengobatan dan peternakan ayam.

di artikel yang akan datang, saya akan menyampaikan beberapa jenis penyakit dan obatnya, seperti


•Escherichia Coli 63% (yang ini sudah atau yang sedang di bahas di atas, jadi sisanya tinggal yang di bawah ini)

•Staphylococcus aureus 10%
•Sreptococcus spp. 9.1%
•Staphylococcus epidermidis 8%
•Pasteurela spp 6%
•Pseudomonas aeroginosa 4%
Salam semoga bisa bermanfaat

Pengenalan Penyakit Unggas Infection Bronchitis, Avian Influenza dan Penyakit Bahteri

■* Tingkatan kematian yang di sebabkan oleh penyakit bronchitis yang menular ini, sangat-sangat tinggi penyakit yang menular dari awal sampai 3 minggu… akan menyebabkan kematian sekitar 30-40% , selang beberapa minggu sampai umurlima minggu, (terhitung dari mulai di serang) kadar kematian akan melemah.
■* Akibatnya: ayam akan mengalami depresi, dan hilang selera makan, sehingga akan menimbulkan penurunan berat badan yang sangat drastic.
■* Diagnosis: hanya di laboratorium
■* Perawatan : tidak bisa dirawat, hanyakita bisa memberikan beberapa dorongan seperti vitamin dan antibiotic, mencegah dari di serang jangkitan sekunder.
■* Pencegahan: hanya biosekurity yang harus ditingkatkan, dan periksa selalu kawasan/persekitaran kandang yang se-optimal mungkin. Perhatikan tingkah laku ayam di malam hari.

PENYAKIT SELESMA BURUNG ATAU YANG SELALU DISEBUT (AI,BIRD FLU)


■* Penyakit flu burung adalah penyakit yang mempunyai resiko sangat tinggi, penyakit ini bisa menjangkiti banyak spesies burung, bukan hanya ayam saja, burung liar, burung peliharaan dan lain-lain, yang lebih fatal, penyakit ini bisa menjangkiti manusia, oleh karena itu perlu lebih waspada terhadap pencegahan nya, agar ayam peliharaan anda tidak terkena penyakit H5NI.

■* Apabila ayam anda terserang penyakit H5NI ini, maka, akan mengakibatkan teruk terhadap ayam peliharaan anda, kematian yang banyak dan sangat mendadak, penyakit ini menular melalui burung liar yang senantiasa masuk ke kawasan kandang anda, karena burung berhijrah dari tempat yang sangat kita tidak bisa mengetahuinya, tidak hanya itu, penyakit H5NI ini bisa menyeber melalui benda-benda tercemar lainnya, yang ada di persekitaran kandang anda.

■* Apa tanda-tanda penyakit ini? Yang jelas oleh mata kasar kita adalah, kematian yang drastic dan sangat mendadak/serentak, ayam mengeluarkan suara yang aneh atau jarang seperti biasanya, karena dia mengalami kesakitan, cirri lain bisa diperhatikan di bagian muka, yagn terlihat jelas adalah, muka ayam terlihat bengkak, jengger atas dan jengger bawah kelihatan biru kegelapan.

■* Hasil dari PM : sinus terlihat bengkak, pendarahan pada trakea, pundi udara dan kelopak mata,edema sabkutan/subcutaneous edema dibawah kulit kepala dan leher.

■* PM: pendarahan di bawah perut dan hempedal pendarahan yang di tandai banyak bintik pada tisu lemak abdomen dan pericardia.

■* DIAGNOSIS: tanda tanda kelinikal bisa di lihat di sini, adalah: penemuan hasil dari pm, dan keputusan dari laboratorium pusat.

■* Pencegahan: pencegahan dapat di lakukan untuk menghindari penyakit susulan adalah: cara2 bio security yang tegas tentunya… dan mengikuti peraturan "GOOD ANIMAL HUSBANDRY PRACTICE"

PENYAKIT BERJANGKIT JENIS BAKTERIA, DAPAT DI KATEGORIKAN SEBAGAI BERIKUT:


■* COLIBACILLOCIS (E.COLI)
■* OMPHALITIS
■* INFECTIOS CORIZA
■* FOWL COLERA
■* MYCOPLASMA
■* NECROTIC ENTERITIS

UNTUK PENGENALAN LEBIH LANJUT DAN CARA RINCIAN PENCEGAHAN NYA… IKUTI POSTINGAN SELANJUT NYA TENTANG E.COLI. OMPHALITIS CORIZA,CORIZAABCIC3, DAN LAIN LAIN [ini link udate-nya]

KETERANGAN DI ATAS SEMOGA BISA MEMBANTU ANDA UNTUK MENGHINDARI GEJALA2 PENYAKIT, SEKALIGUS PENGENALAN TERHADAP REAKSI REAKSI DARI PENYAKIT TERSEBUT…….

Info ternak-Akibat Kekurangan Vitamin D, posfor dan kalsium

Kekurangan Vitamin bukan hanya terjadi di kalangan manusia saja, kalau tidak di control dengan baik tahap pemakanan-nya, Kekurangan vitamin juga bisa terjadi di lingkungan Hewan/peternakan, Di antaranya yaitu kekurangan vitamin D3, Calsium (K) dan fosfor atau phosphorus (P)


Kekurangan vitamin bisa berpengaruh di semua species, terutama di ayam layer (petelur), dan ketika ayam (karena disini akan membahas pengaruh terhadap ayam, maka ayam sebagai garis bawah topic disini) jika kekurangan vitamin D, kalsium dan fosfor terjadi di ayam yang berusia muda (dibawah 12 minggu) atau masih di tahap Grower stage, akan mengalami efek seperti rapuhnya tulang, dan rapuhnya paruh ayam terseburr, kaki bengkok, dan sebagainya, terlebih lagi jika ayam mengalami kekurangan vitain D, fosfor dan kalsium ketika menginjak usia layer (umur 23 sampai 65 minggu, untuk ayam breeder dan layer) sering terlihat di antaranya penurunan kualitas telur, seperti telur berkulit tipis, misshapen atau telur yang tidak layak tetas karena kelainan bentuk kulit dan sebagainya. Untuk penjelasan lebih jauh.. yuk sama-sama ikuti…


Penyebab: kekurangan kalsium dalam makanan yang disebabkan oleh variasi diet kalsium dan fosfor akan mengalami efek : Rapuh tulang atau rakitis, dan di kalangan ayam muda akan mengalami pertumbuhan yang terbelakang atau pertumbuhan yang tidak normal, dalam ayam layer apabila kasus kekurangan vitamin D, fosfor, dan kalsium ini terjadi, Efeknya : telur akan mengalami tipis begitu juga kalau di peternakan yang memproduksi telur putih dan telur warna coklat, reaksi dari kekurangan vitamin D3 kalsium dan fosfor akan sangat terlihat jelas pengaruhnya dari penurunan produksi telur, dan penurunan hatchability atau kualitas penetasan.


Vitamin D3 sangat di perlukan untuk metabolism, fosfor dan kalsium untuk pembentukan krangka yang normal, paruh yang kokoh, tulang yang kuat dan untuk meningkatkan kualitas kulit telur, rakhitis terjadi di ayam yang berusia muda, dan bisa terjadi juga di usia ayam tua…!!


Tanda-tanda klinis:


Rapuh tulang (di ayam yang usia muda) dan pertumbuhan ayam yang terbelakang, atau ketinggalan. Pada ayam dewasa, ayam telur atau ayam yang di batrei, tanda-tanda bisa terlihat dengan menurunnya produksi telur, kualitas telur dalam bentuk dan kualitas penetasan (hatchability) atau tulang rusuk dan tulang dada menyimpang atau bengkok, Pelunakan paruh di bagian cakar atau kaki.


Pencegahan:


Harus sering mengontrol kualitas makanan sebelum di konsumsi ayam ke laboratorium, jika di dalam makanan mengalami permasalahan (kurang D3) maka bisa segera di tambahkan melalui air minum secara teratur dan mengikuti dosis yang sudah di tetapkan oleh veteranirian farm anda.


sumber

Memilih antibiotik untuk penyakit staphylococcus

Pada artikel terdahulu saya telah menulis untuk memilih sensitive nya keberkesanan obat terhadap penyakit, untuk itu katakan lah bagian yang terdahulu kita sebut bagian yang pertama

Ok; tanpa basa basi lagi , ini adalah bagian yang kedua. untuk yang ini saya tidak akan mebahas lebih jauh, soalnya ujung-ujung nya juga sama kayak yang pertama, untuk itu.....? bagian yang kedua ini tentang keberkesanan antibiotik terhadap penyakit staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus adalah:

■Sebuah penyakit bakteri Menular Gram positive yang utama.
■Penyebab utama dalam penularan adalah : Dermatitis, artritis, toksemia, septisema, dan pembengkakan yang teruk di bagian dada.
■Untuk perawatan, tidak hanya satu antibiotik yang harus di gunakan, tergantung ke-efisienan obat tersebut, dan bisa memilih berbagai atau bermacam-macam jenis antibiotik.
Dibawah ini adalah lampiran atau data berbagai obat atau antibiotik untuk mengobati penyakit bakteri yang menular dan yang biasa di sebut dengan staphylococcus aureus.

Sensitiviti staphylococcus aureus terhadap bermacam-macam jenis antibiotik. saya urutkan MENURUT keberkesanan-nya.

Nama antibiotik

■Kanamycin Sensitiviti = 87%
■Gentamicin Sensitiviti = 78%
■Polymyxin B Sensitiviti = 75%
■Neomycin Sensitiviti = 75%
■Chloramphenicol Sensitiviti = 66%
■Norfloxacin Sensitiviti = 66%
■Bacitracin Sensitiviti = 66%
■Ampicillin Sensitiviti = 55%
■Erythromicin Sensitiviti = 44%
■Clindammycin Sensitiviti = 33%
■Streptomycin Sensitiviti = 33%
■Tritmethoprim + sulfa Sensitiviti = 12%
■Tetracycline Sensitiviti = 8%

Terimakasih dan salam

Memulai Peternakan Ayam

Untuk memulai bicara mengenai peternakan ayam, Beternak adalah memelihara hewan peliharaan yang bisa menopang hidup kita sehari2, mau kecil-kecilan ataupun yang besar. karena Kita memelihara Makhluk hidup alias bukan benda mati, disini perlu Extra perhatian...

yang ada dalam pikiran kita yang pertama adalah bagaimana ayam bisa hidup di pelihara?? bagaimana jika ayam sakit? dari mana saya dapat modal? terus kalau rugi siapa yang harus di pertanyakan? kalau ini..kalau itu... dan kalau-kalau yang lainnya...!!!!

Kadang ada berbagai rintangan yang menurut saya rintangan psikologi (tidak percaya diri) karena ocehan tetangga sebelah atau orang lain, seperti..
Awas jangan terjun kedunia peternakan karena berbahaya, bagaimana kalau ayam mati... duit entar hangus dan habissss????

Argghhhhhh...!!! semua di dalam hidup ada pengorbanan dan jalan-nya masing masing, ada rugi dan untung, sukses dan gagal, bagaimana orang yang mengendalikannya.
jika jika kita ingin terjun ke dunia Khusus ternak, ataupun yang lainnya... yang pastinya kita harus faham akan seluk beluk dan liku-liku tatacara dalam Hal ternak, dengan mengetahui dan dengan dorongan rasa ingin mendalami pengetahuan yang nantinya akan di buat modal usaha, Modal keuangan saya rasa gampang, tapi yang paling sulit adalah... modal diri, modal kesiapan, modal pemahaman, modal skill dan segi management yang lainnya.. dan yang paling penting, anda jika sudah memulai dengan satu cycle, di sana anda akan banyak mendapatkan pengalaman dengan mempelajari sambil berjalan.
anda pasti bisa memulainya, jika anda mempunyai kepercayaan diri

Demikian pembicaraan saya ketika di hari minggu pagi, sambil minum segelas kopi di warung kopi tentunya.ketika sebuah perusahaan ayam kecil-kecilan ingin bergabung dan ingin membeli anak ayam dari perusahaan yang saya kendalikan sekarang....

Nah untuk anda yang mengalami pertanyaan seperti di atas, alangkah baiknya tanamkan kepercayaan diri anda untuk memulainya. dan mulailah dengan modal seadanya, jangan terlalu muluk2 dulu, belajar sambil berjalan.

dan ada pertanyaan lain susulan di antaranya:

Kenapa ayam bisa sakit?
saya menjawab dengan rasa ingin memberi tahu apa yang saya ketahui, dan saya yakin memberikan jawaban yang tepat adalah modal utama dalam menjalin hubungan (bisnis).


Penyakit berlaku apabila terdapat gangguan-gangguan system organ badan ayam, sehingga yang menyebabkan organ ayam tersebut tidak boleh berfungsi dengan sempurna.


Penyakit biasanya berakibat dari berbagai macam faktor faktor yang membuat ayam tersebut sakit, seperti:

1.Ketahanan ayam atau yang biasa di sebut antibody ayam terhadap penyakit di sekitarnya akan menurun, di sebabkan oleh faktor2 yang tidak langsung menyebabkan ayam sakit, misalnya dari amonia yang di hasilkan oleh sekam yang tidak bagus (atau basah), Tempat minum kurang bersih dan akan menimbulkan tumbuhnya bakteri, dan jika bakteri tidak di bersihkan dari tempat minum, maka bakteri akan secara bebas berkembang biak di dalam kandang, yang akhirnya akan menimbukan penyakit terhadap ayam anda.
2.dan setelah ayam terkena oleh penyakit, maka faktor2 langsung akan segera terjadi, dari penyebarannya , misalkan dari ayam ke-ayam, atau dari Vektor penyebar (vektor adalah benda yang lain, yang berpungsi sebagai perantara secara langsung) seperti, burung, lalat, orang yang mengurus, kendaraan yang bolak balik tanpa disinfeksi terlebih dahulu, dan lain-lain.

Apa kerugian selanjutnya yang akan di alami jika ayam sakit?


■anda akan kehilangan modal utama, yaitu modal ayam, ayam akan mati dan berkurang sehingga akan mengurangi nilai populasi di dalam kandang.
■Pembuangan ayam atau afkir ayam akan berlaku setiap harinya jika ayam sakit tidak segera di obati, apabila di obati, maka pilihlah obat yang mempunyai keberkesanan yang di atas rata2.
■biaya pengobatan yang akan terasa tinggi.
■Jika terlalu sering sakit, ayam akan mengalami pembesaran yang lambat.
■Produksi daging akan rendah, karena ayam tidak bisa besar dengan maximal.
■Biaya pengeluaran akan meningkat.
■Yang paling bahaya adalah "JIKA" Anda akan mengalami semangat berjuang, dan kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri.

Maka dari itu, persiapkan kesiapan diri dalam hal hal yang mengenai Ternak, dan mengenal Sedikit atau banyak tentang peternakan,segala sesuatu butuh dasar2 yang kita butuhkan untuk membantu modal dari dalam diri (ilmu) kita nantinya kelak.

Akhirnya costumer menandatangani perjanjian bahwa bulan january nanti dia membeli ayam sebanyak 1500 ekor untuk memulai peternakan secara kecil2an.. selamat berhasil sobat.


Gak ada yang tidak bisa di lakukan, jika kita mempunyai keinginan dan pastinya dengan semangat dan tidak mempunyai rasa putus asa... terus berjuang dan jayakan peternakan kita.

Cara Menghitung Berat Rata-rata ayam

Untuk menghitung rata-rata berat badan ayam, tidak lah sulit, peralatannya hanya menggunakan sebuah timbangan yang sesuai untuk menimbang berat badan ayam.


Timbangan Yang sesuai itu maksudnya bagai mana?

Yang di maksud dengan sesuai disini adalah:
Misalkan untuk ayam jenis broiler atau grower, berat badan ayam jika kita timbang hanya mencapai (berat maximum) tidak melebihi 5kg,


Jika ayam tersebut beratnya tidak melebihi 5 kg, maka sebaiknya timbangan yang sesuai untuk menimbang ayam tersebut gunakan lah timbangan yang 5kg (jenis salter juga tersedia)


Contoh: Seperti timbangan jenis salter misalnya, untuk jenis salter kapasitas maximum nya berbeda2,
ada yang:
■5 kg
■10 Kg
■50 kg
■100 kg
■150 kg
■200 kg dan lain-lain


Untuk Ayam layer dari umur 32 minggu sampai umur 65 Minggu , sebaiknya menggunakan timbangan yang kapasitas maximum nya 10 kg.


Kesimpulan:
Jika menggunakan timbangan yang kurang sesuai dengan kebutuhan (tergantung berapa berat yang kita mau timbang), nantinya ke akuratan hasil timbangan akan tidak menghasilkan rata2 yang seimbang.
Contoh Kesalahan menggunakan timbangan:
Jika seorang peternak ingin mengetahui rata2 berat badan dalam kandang yang di peliharanya, sedangkan berat badan ayam (umur masih kecil) hanya 200 sampai 500 gram/ekor; peternak tersebut menggunakan timbangan berkapasitas maximum 10 kg, nah apakah berat ayam yang di timbang bisa di rincikan dengan sempurna??? pastinya kurang tepat.

Tetapi jika menggunakan timbangan yang 5 kg peternak akan mengetahui rincian kecil dari timbangan tersebut, jadi gunakan lah timbangan yang sesuai dengan kebutuhan.


JADI BAGAI MANA cara menghitung berat badan ayam?
Harus anda ketahui bahwa ayam yang akan kita ambil dan di gunakan sebagai samples timbangan harus 10 % dari total ayam yang ada di dalam kandang anda.

Misalkan anda memelihara ayam dengan total 1000 ekor, jadi ayam yang harus di timbang adalah sekitar 100 ekor.
kalau tidak bulat 100 ekor juga tidak masalah , misalkan : 90 ekor s/d 110 ekor,


akan tetapi jangan kurang dari 70 ekor
dan jangan lebih dari 140 ekor
Karena kita akn menghitung ayam dalam 10% .

Contoh di bawah ini

Scala = total ayam
300 = 0
320 = 0
340 = 2
360 = 2
380 = 1
400 = 5
420 = 3
440 = 7
460 = 12
480 = 7
500 = 7
520 = 7
540 = 5
560 = 3
580 = 1
600 = 0
620 = 0
=========
Total ayam yang di timbang adalah 62 ekor

Keterangan:
Angka 300 s/d 620 adalah angka scala di dalam timbangan.
kemudian angka yang setelah = adalah , total ayam yang di timbang,

Contoh:
perhatikan angka di scala 340 = 2
artinya ayam yang beratnya 340gram ada 2 ekor. dan seterus nya. jika di total ayam tersebut semuanya ada 62 ekor ayam. silahkan di perhatikan kembali ,


Cara menghitung nya adalah:
Kita bisa menggunakan calculator dengan fungsi memory,
misalkan
340 x 2 (tekan M+) pada calculator anda.
360 x 2 (tekan M+) pada calcilator anda.
380 X 1 (tekan M+)
400 X 5 (tekan M+)
dan seterus nya sampai angka paling terakhir yaitu
580 x 1 (tekan M+) pada calculator anda.
Kemudian terakhir tekan MR atau MRC
Dan akan menghasilkan 29100 gram.
Artinya Total berat, yang di hasilkan dari 62 ekor ayam yang di timbang adalah 29100 gram. jadi untuk mengetahui hasil Rata-rata nya adalah:

29100 di bagi 62 ekor = 469.3 gram / ekor ayam.
sampai di sini yang kita hasilkna adalah menghitung rata2 berat badan ayam saja, jadi bagai mana untuk mengetahui Berapa persen rata2 ayam yang ada di kandang kita?

Untuk Menghitung persentase dari hasil contoh di atas adalah:
Kita sudah mengetahui rata rata ayam nya yaitu.
29100/62 = 469.3 gram /ekor.
kemudian kita harus mencari ayam yang beratnya Kurang dari 10 %
Dan ayam yang yang beratnya lebih dari 10 %

Caranya:
Untuk mengetahui berat ayam yang kurang dari 10 %
469.3 di kurangi 10% , hasilnya 422 gram (karena di scala timbangan hanya menggunakan bilangan bulat , maka kita bulatkan saja menjadi 420 gram.)
Untuk Mengetahui ayam yang beratnya lebih dari 10 %
469.3 di tambah 10% hasilnya adalah 516 gram (Karena di scala timbangan hanya menggunakan bilangan bulat, maka kita bulatkan saja angka 516, menjadi angka 520 gram)

Nah sekarang kita sudah mengetahui berat ayam yang kurang dari 10% yaitu 420 gram , dan ayam yang lebih dari 10 persen yaitu 520 gram.


catatan:
Ayam yang beratnya kurang dari 10% adalah termasuk ayam dalam kategori kecil (di bawah rata2)
Dan ayam yang beratnya lebih dari 10 % adalah termasuk ayam dalam kategori besar atau paling besar (di atas rata-rata)

Jadi kita lihat kembali kedalam scala timbangan kita di atas, kita tandai dan hitung ayam yang beratnya

■Kurang dari 10 % (yg beratnya kurang dari 420) ada berapa ??
■dan yang lebih dari 10 % (yg beratnya Lebih dari 520) ada berapa ??
Didalam contoh ini (scala yang di atas) ayam yang beratnya kurang dari 420 ada: 10 ekor.
bagai mana mengetahuinya?
kita lihat di posisi
scala 340 ada 2 ekor, scala 360 ada 2 ekor, dan di scala 380 ada 1 ekor, total ayam yang kurang dari 420 adalah : 10 ekor.

Dan ayam yang Lebih dari 520 gram ada 9 ekor.
bagai mana mengetahuinya??
Kita lihat posisi:
scala 540 ada 5 ekor, scala 560 ada 3 ekor, 580 ada 1 ekor, dan total 9 ekor.
Jadi ayam yang Tidak termasuk ke dalam rata2 adalah 19 ekor ( ayam yang kurang dari 10% dan ayam yang lebih dari 10%)

Semua sudah kita ketahui, jadi untuk menghasilkan persentase nya adalah:
62 ekor dikurangi 19 = 43
43 di bagi 62 di kali 100 (atau 43 di bagi 62 tekan tombol % pada calculator anda)
====
Hasilnya adalah 69.3%

62 = 29100
Avg(rata2)= 469 gram
<420>
69.3 %
====

Keterangan:

62 = Total ayam yang di timbang.
Avg = 469 ( rata2 ayam per-ekor)
<420> = Ayam yang beratnya lebih dari 10 % (ayam paling besar)
69.3% = Rata-rata ayam dalam persentase , jadi 69.3% ke seragaman ayam yang ada di dalam kandang tersebut (yang kita timbang tadi)

Terimakasih semoga bisa membantu

CARA BUDIDAYA CACING

Berikut ini adalah serba-serbi budidaya cacing tanah dimulai dengan sejarah singkat cacing tanah, sentra budidaya cacing tanah, jenis-jenis cacing tanah, manfaat cacing tanah, persyaratan lokasi budidaya cacing tanah, pedoman teknis budidaya cacing tanah, hama dan penyakit cacing tanah dan lain-lain.

1. SEJARAH SINGKAT

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.

2. SENTRA PERIKANAN

Sentra peternakan cacing terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang dan sekitarnya.

3. JENIS

Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak

4. MANFAAT

Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:

Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
5. PERSYARATAN LOKASI

Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.
Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.
Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Penyiapan Sarana dan Peralatan
Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang berukuran 1,5 x 18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar..
Pembibitan
Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang pelindung.

Pemilihan Bibit Calon Induk
Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yang besar. Namun bila akan dimulai dari skala kecil dapat pula dipakai bibit cacing tanah dari alam, yaitu dari tumpukan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan kotoran hewan.
Pemeliharaan Bibit Calon Induk
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:

pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yang digunakan. Cacing tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
pemeliharaan kombinasi cara a dan b.
pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
Sistem Pemuliabiakan
Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).
Reproduksi, Perkawinan
Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dapat dilakukannya sendiri. Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yang lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.
Pemeliharaan
Pemberian Pakan
Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, antara lain :

pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender.
bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.
pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
Penggantian Media
Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.
Proses Kelahiran
Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yang tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran dan kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.
7. HAMA DAN PENYAKIT

Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.

8. PANEN

Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.

9. PASCAPANEN :

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya cacing tanah di Bandung (Jawa Barat) pada ahun 1999 adalah sebagai berikut:

Modal tetap
Sewa tanah seluas 200 m 2 /tahun ————————————————-Rp. 120.000,-
Kandang pelindung:bahan bambu & atap rumbia ———————————–Rp. 150.000,-
Kandang ternak uk 1,5X18 m 2 , Tg 50 Cm :11 bh ——————————–Rp. 600.000,-
Media :
Bahan media 6 Ton, @ Rp. 100,00 ——————————————-Rp. 600.000,-
Plastik 200 m, @ Rp. 1600,00/m ———————————————Rp. 320.000,-
Pelepah Pisang —————————————————————-Rp. 25.000,-
Jumlah ————————————————————————Rp. 1.815.000,-
Biaya Penyusutan
Tanah ——————————————————————————Rp. 40.000,-
Kandang Pelindung —————————————————————-Rp. 16.667,-
Kandang Ternak ——————————————————————-Rp. 66.667,-
Media
Bahan Media ——————————————————————Rp. 300.000,-
Plastik ————————————————————————-Rp. 160.000,-
Pelepah Pisang —————————————————————–Rp. 6.250,-
Jumlah ————————————————————————-Rp. 589.584,-
Modal Kerja
Bibit sebanyak 40 Kg, @ Rp. 200.000,00/Kg ————————————–Rp. 8.000.000,-
Pakan dalam bentuk limbah sayur(petsai, Mentimun) 5 Ton @Rp. 500,- ————Rp. 2.500.000,-
Tenaga Kerja 4 orang @ Rp. 100.000,-/bulan ————————————–Rp. 400.000,-
Jumlah ——————————————————————————Rp. 10.900.000,-
Jumlah modal yang dibutuhkan :
Modal tetap ————————————————————————Rp. 1.815.000,-
Modal kerja ————————————————————————Rp. 10.900.000,-
Jumlah ——————————————————————————Rp. 12.715.000,-
Produksi/4 bulan
Selama 4 bulan 1600 Kg, @ Rp.210.000,-/Kg ——————————————-Rp. 336.000.000,-
Biaya produksi/4 bulan
Biaya penyusutan ——————————————————————–Rp. 589.584,-
Modal kerja ————————————————————————-Rp. 10.900.000,-
Jumlah ——————————————————————————-Rp. 11.489.584,-
Keuntungan/4 bulan
Produksi/4 bulan ———————————————————————Rp. 336.000.000,-
Biaya produksi/4 bulan —————————————————————Rp. 1.489.584,-
Jumlah ——————————————————————————-Rp. 324.510.416,-
Break Even Point
Keuntungan/4 bulan ——————————————————————-Rp. 324.510.416,-
Biaya Produksi/4 bulan —————————————————————-Rp. 11.489.584,-
Jumlah ——————————————————————————-Rp. 313.020.822,-
Keuntungan selama 4 bulan ———————————————————-Rp. 313.020.822,-
Untung bersih Produksi Rp. 313.020.822,-/120 hr ———————————–Rp. 2.608.506,-
BEP = Biaya Tetap [ 1 - (Biaya Penyusutan : Keuntungan)]
= Rp. 1.815.000,00 [ 1 - (Rp. 589.584 : Rp. 324.510.416,-)]
= Rp. 1.815.000,00 [ 1- 0.0018 ]
= Rp. 1.815.000,00 X 0.9982
= Rp. 1.811.733,00

Artinya tingkat hasil penjualan sebesar Rp. 1.811.733,00/4 bulan

Tingkat Pengembalian Modal
Modal Kembali =[Jumlah Modal Yang Diperlukan/(keuntungan + penyusutan)] * 1bulan = 1,733 bulan atau 2 bulan dalam 1 kali Produksi. Jadi tempo yang diperlukan untuk menutupi kembali Investasi adalah dalam 1 kali panen atau 2 bulan.
Gambaran Peluang Agribisnis
Cacing tanah merupakan komoditi ekspor yang belakangan ini mendapat respon yang besar dari para petani ataupun pengusaha. Hal ini disebabkan karena besarnya permintaan pasar internasional dan masih kurangnya produksi cacing tanah. Budidaya cacing tanah dapat memberikan hasil yang besar dengan penanganan yang baik.
11. DAFTAR PUSTAKA

Asep, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum’ at, 2 Juli 1999).
Budiarti, Asiani, Palungkun, Roni, Cacing Tanah (Jakarta : Penebar Swadaya, 1992).
Endang, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Hamzah, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Hud, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Rudi, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum’ at, 2 Juli 1999).
Sayuti, Fahri, Pedoman Praktis Budidaya Cacing Tanah (Bandung : Pusat Latihan Dan Pengembangan, 1999).
Syaeful, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Waluyo,Neno, Wawancara dengan Mahasiswa Peternak Cacing Tanah (Bogor : Kamis, 24 Juni l999).
12. KONTAK HUBUNGAN

Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

CARA BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR

Berikut ini adalah serba-serbi budidaya ayam ras petelur dimulai dengan sejarah singkat ayam ras petelur, sentra budidaya ayam ras petelur, jenis-jenis ayam ras petelur, manfaat ayam ras petelur, persyaratan lokasi budidaya ayam ras petelur, pedoman teknis budidaya ayam ras petelur, hama dan penyakit ayam ras petelur dan lain-lain.

1. SEJARAH SINGKAT

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak tetapi tidak enak dagingnya.

Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.

Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yang membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal dari ayam liar di Asia dan Afrika.

2. SENTRA PERIKANAN

Ayam telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentra peternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa dan Sumatera, tetapi peternakan ayam telah menyebar di Asia dan Afrika serta sebagian Eropa.

3. JENIS

Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:

Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.

Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.

4. MANFAAT

Ayam-ayam petelur unggul yang ada sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah untuk menghasilkan bibit yang bermutu. Hasil kotoran dan limbah dari pemotongan ayam petelur merupakan hasil samping yang dapat diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau sumber energi (biogas). Sedangkan seperti usus dan jeroan ayam dapat dijadikan sebagai pakan ternak unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan juga dalam upacara keagamaan.

5. PERSYARATAN LOKASI

Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Penyiapan Sarana dan Peralatan

A. Kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.

Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:


  • Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;

  • Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.

Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:


  • kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;

  • kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan;

  • kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).

Peralatan
Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

Penyiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
- Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
- Pertumbuhan dan perkembangan normal.
- Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
- Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
- Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
- Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
- Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
- Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
- Tidak ada letakan tinja diduburnya.


Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:

Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.

Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.

Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini.

- Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
- Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
- Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
- H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
- Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
- Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
- Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
- Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
- Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.

Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.

Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, - Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.

- Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.


Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.

Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu
minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
Pemberian Vaksinasi dan Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

Macam-macam vaksin:

Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
Vaksin NCD HB-1/Pestos.
Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:

Ayam yang divaksinasi harus sehat.
Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
Sterilisasi alat-alat.
Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
7. HAMA DAN PENYAKIT

Penyakit karena Bakteri
Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dengan antibiotika
Foel typhoid
Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa.
Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.
Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja.
Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
Infeksi synovitis
Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun.
Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian: dengan antibiotika.
Penyakit karena Virus
Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian:

belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini;
pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium.
Pengendalian: dengan vaksinasi.
Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%.
Pengendalian: dengan vaksinasi.
Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
Penyakit karena Jamur dan Toksin
Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :

Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam.
Penyebab: adalah racun dalam tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
Racun dari bungkil kacang
Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.
Penyakit karena Parasit
Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan.
Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.
Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
Penyakit karena Protozoa
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
8. PANEN

Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
9. PASCAPANEN

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ayam petelur buras (150 ekor) tahun 1998 di Bintaro, Jakarta.

Biaya produksi
Modal tetap (investasi)
Kandang dan atap——————————-Rp. 225.000,-
Induk 150 ekor @ Rp. 17.500,—————–Rp. 2.626.000,-
Jumlah biaya modal tetap—————————-Rp. 2.850.000,-
Modal kerja/variabel
Pakan 90 gr x 150 x Rp. 1.210,-/kg x 30——– Rp. 490.000,-
Penyusutan kandang (4tahun)——————– Rp. 4.700,-
Penyusutan induk (umur produktif 2 tahun)——- Rp. 109.375,-
Obat-obatan————————————- Rp. 1.000,-
Resiko kematian 3% per tahun——————- Rp. 6.565,-
Jumlah biaya modal kerja—————————- Rp. 611.640,-
Jumlah biaya produksi——————————- Rp. 611.640,-
Pendapatan
Telur 60 x Rp. 650,- x 30 —————————-Rp. 1.170.000,-
Ayam afkir 141 ekor x Rp. 10.000,—————— Rp. 58.750,-
Jumlah pendapatan ————————————— Rp. 1.228.750,-
Keuntungan
Rp. 1228.750,- – Rp. 611.640,- =——————— Rp. 617.110,-4)
Parameter kelayakan usaha
a. B/C ratio = 2,0
Keterangan :

Perhitungan biaya dan pendapatan dilakukan dalam 1 bulan
Harga-harga diperhitungkan pada bulan November 1998
Diperlukan luas tanah 40 m 2
Gambaran Peluang Agribisnis
Dewasa ini kebutuhan telur dalam negeri terus meningkat sejalan dengan peningkatan pola hidup manusia dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari telur. Selain itu juga adanya program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-anak. Kebutuhan akan telur yang terus meningkat tidak diimbangi dengan produksi telur yang besar sehingga terjadilah kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan harga telur mahal. Dengan melihat kondisi tersebut budidaya ayam petelur dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan bila di kelola secara intensif dan terpadu.
11. DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya (anggota IKAPI) Jakarta.
Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.
12. KONTAK HUBUNGAN

Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

CARA BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING

Berikut ini adalah serba-serbi budidaya ayam ras pedaging dimulai dengan sejarah singkat ayam ras pedaging, sentra budidaya ayam ras pedaging, jenis-jenis ayam ras pedaging, manfaat ayam ras pedaging, persyaratan lokasi budidaya ayam ras pedaging, pedoman teknis budidaya ayam ras pedaging, hama dan penyakit ayam ras pedaging dan lain-lain.

1. SEJARAH SINGKAT

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an di mana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan di berbagai wilayah Indonesia.

2. SENTRA PERIKANAN

Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi

3. JENIS

Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.

4. MANFAAT

Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:
  • penyediaan kebutuhan protein hewani
  • pengisi waktu luang dimasa pensiun
  • pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja
  • tabungan di hari tua
  • mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)


5. PERSYARATAN LOKASI

  • Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
  • Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
  • Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.


6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)

  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
  2. Perkandangan
  3. Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
  • persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C,
  • kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada,
  • tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam,
  • untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.
  • Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

Peralatan

  • Litter (alas lantai)
    Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
  • Indukan atau brooder
    Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
  • Tempat bertengger (bila perlu)
    Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
  • Tempat makan, minum dan tempat grit
    Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.


Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  • ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
  • pertumbuhan dan perkembangannya normal
  • ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
  • tidak ada lekatan tinja di duburnya

Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:

  • Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
  • Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
  • Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Perawatan Bibit dan Calon Induk

Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.


Pemeliharaan

  • Pemberian Pakan dan Minuman
  • Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu)

Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

  • kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
  • kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:

  • kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu:

  • minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor,
  • minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
  • minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor
  • minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
    Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.


Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

  1. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
  2. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

Pemeliharaan Kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.


7. HAMA DAN PENYAKIT

Penyakit
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:

  • menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
  • dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.


Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:

  • menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
  • pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.


Hama
Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:

sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat;
dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.

8. PANEN

Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.

9. PASCAPANEN

Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.
Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

Analisis Usaha Budidaya
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:

  • jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain CP.707.
  • sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada kandang model postal
    luas tanah yang digunakan yaitu 200 m 2 dengan nilai harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
  • kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah, dinding terbuat dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm, terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.
  • ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m, lebar kandang 5 m dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
  • lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
  • menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan bakar gas.
  • penerangan dengan lampu listrik.
    umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari
  • litter/alas kandang menggunakan sekam padi.
  • jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
  • tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
  • lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).
  • berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen.
  • harga ayam per kg berat hidup, yaitu diasumsikan Rp 2500,-, walau kisaran harga sampai mencapai Rp 3000,- ditingkat peternak/petani.
  • ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari.
  • nilai pupuk kandang yaitu Rp 60.000,-.
  • bunga Bank yaitu 1,5%/bulan
    nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.

perhitungan analisis biaya ini hanya diperhitungkan sebagai Pedoman dasar, karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.
Adapun rincian biaya produksi dan modal usaha tani adalah sebagai berikut :

Biaya prasarana produksi
Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan—————Rp. 20.000,-
Kandang ukuran 20 x 5 m
Bambu 180 batang @ Rp 1250,————–Rp. 225.000,-
Semen 4 zak @ Rp 7000,——————–Rp. 28.000,-
Kapur 30 zak @ Rp 6000,——————-Rp. 18.000,-
Genting 2600 bh @ Rp 90,——————-Rp. 234.000,-
Paku reng 5 kg @ Rp 2000,——————Rp. 10.000,-
Paku usuk 7000 kg @ Rp 1800, ————-Rp. 12.600,-
Batu bata 1000 buah @ Rp 55,—————Rp. 55.000,-
Pasir 1 truk ———————————–Rp. 230.000,-
Tali 28 meter @ Rp 5000, ——————–Rp. 14.000,-
Tenaga kerja ———————————-Rp. 400.000,-
Peralatan
Tempat pakan 28 bh @ Rp 5000, ———— Rp. 140.000,-
Tempat minum 32 bh @ Rp 3880, ———— Rp. 124.000,-
Sekop 1 bh ———————————– Rp. 7.000,-
Ember 2 bh @ Rp 2000, ———————- Rp. 4.000,-
Tong bak air 1 bh —————————– Rp. 15.000,-
Ciduk 2 bh @ Rp 500, ———————— Rp. 1.000,-
Tabung gas besar 1 bh ————————- Rp. 250.000,-
Thermometer 1 bh —————————– Rp. 2.000,-
Regulator 1 bh ——————————— Rp. 52.500,-
Brooder (gasolec) 1 bh ———————— Rp. 15.000,-
Tali gantung tmp pakan 120 m @Rp 500,- —– Rp. 60.000,-
Jumlah biaya prasarana produksi ————— Rp. 2.052.000,-
Biaya sarana produksi
Bibit DOC 1000 bh @ Rp 900,- ——————– Rp. 900.000,-
Pakan dan obat-obatan
BR-1 31 zak (0-4 minggu) @Rp 36.000, ——- Rp. 1.116.000,-
BR-2 34 zak (4-6 mingu) @ Rp 34.000, ——– Rp. 1.156.000,-
obat-obatan @ Rp 150,-/ekor —————— Rp. 150.000,-
tenaga kerja pelihara 1,5 bln @ Rp 105.000,- ——– Rp. 157.500,-
Lain-lain ———————————————- Rp. 10.000,-
sekam padi alas kandang 1 truk @Rp 60.000,- — Rp. 60.000,-
karung goni bekas 32 kantong @ Rp 300,- —— Rp. 2.400,-
pemakaian listrik selama 0-6 minggu ————- Rp. 7.000,-
pemakaian gas ———————————– Rp. 35.000,-
Jumlah biaya produksi ————————— Rp. 3.583.900,-
Biaya produksi
Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan —————— Rp. 20.000,-
Nilai susut prasarana produksi/2 bln
kandang —————————————– Rp. 51.109,-
Peralatan Rp 805.660,- : 30 ——————— Rp. 26.856,-
Bibit DOC 1000 ekor ——————————— Rp. 900.000,-
Pakan dan obat-obatan ——————————– Rp. 2.422.000,-
Tenaga kerja ——————————————- Rp. 157.500,-
lain-lain ———————————————— Rp. 104.400,-
Bunga modal 1,5% per bulan ————————— Rp. 84.543,-
Bulan modal 1,5 bulan ——————————— Rp. 126.815,-
Jumlah biaya produksi ———————————- Rp. 3.808.680,-
Pendapatan
Total produksi 1000X94%X1,75 kg X Rp 2500,- —– Rp. 4.112.500,-
Nilai Pupuk kandang ———————————– Rp. 60.000,-
Jumlah pendapatan ————————————- Rp. 4.172.500,-
Keuntungan ——————————————– Rp. 363.820,-

Parameter kelayakan usaha
BEP Volume Produksi = 870 ekor
BEP Harga Produksi Rp. 3.316.000,-
B/C Ratio = 1,09
ROI = 6,45 %
Rasio keuntungan terhadap pendapatan = 8,71 %
Tingkat pengembalian modal = 2,6 th.
Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.

11. DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya (anggota IKAPI) Jakarta.
Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.

12. KONTAK HUBUNGAN

Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id Jakarta, Maret 2000

Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

TEKNIK BUDIDAYA IKAN GURAME


I. SELEKSI INDUK
Ikan gurame sudah bisa dipijahkan pada umur 3 tahun dan pads umur 10 tahun produksi
telur akan mulai menurun.
A. Menentukan Jenis Kelamin
a.1. Kriteria ikan game betina
- Warna badan terang
- Perut membulat
- Badan relatif panjang
b.2. Kriteria ikan gurame jantan
- Warna badan gelap dan agak pucat
- Gerakan lincah
- Perut dekat anus
B. Perbedaan Induk Jantan dan Betina Jantan
- Di dahi terdapat tonjolan/cula
- Pangkal sirip dada bagian dalam
- Dagu warna kuning
- Bila diletakan di lantai pangkal ekor akan mengangkat
Betina
- Didahi tidak terdapat tonjolan/cula
- Pangkal sirip dada bagian dalam berwarna hitam
- Dagu berwarna keputih-putihan atau sedikit coklat
- Bila diletakan dilantai tidak ada reaksi
C. Ciri -ciri induk sudah matang gonad
- Perut membesar kearah belakang
- Anus akan nampak putih kemerahan
- Jika perut diraba akan terasa lembek

II. KONSTRUKSI KOLAM
- Luas kolam 200 - 300 m persegi
- Kedalaman kolam 1 - 1,5 m
- Kedalaman air 0,7 - 1,0 m
- Pada saluran pemasukan dipasang saringan kasa plastik
- Pada pintu pengeluaran dibuat monik

III. PERSIAPAN KOLAM PEMIJAHAN
- Pengeringan dasar kolam
- Pembersihan dan perbaikan pematang
- Kolam diisi air
- Pemasangan tempat membuat sarang (sosog) dan menyediakan bahan pembuat sarang

IV. PROSES PEMIJAHAN
- Pemasukan induk yang sudah lolos seleksi
- Perbandingan jantan dan betina adalah 1:3
- Setelah seminggu induk jantan akan membuat sarang
- Pada hari ke-15 induk akan memijah
Ciri -ciri sarang berisi telur
- Sarang atau sosog sudah tertutup penuh oleh injuk
- Sarang akan ditunggui oleh induk betina

V. PENANGANAN TELUR
Pengambilan telur, Alat :
- Ember yang berisi air
- Scope net
Caranya :
- Sarang yang berisi telur diambil dan disimpan pada ember yang berisi air
- Bila ada yang tercecer di kolam telur diambil dengan menggunakan scope net
- Bawa telur ke ruang penetasan
- Keluarkan telur dari sarangnya sedikit demi sedikit. Telur yang terlepas diambil dan
masukkan kedalam ember berisi air yang telah disediakan sebelumnya
- Bila masih ada telur yang menempel, kibas-kibaskan bagian injuk tersebut dengan
hati-hati maka telur akan terlepas
- Kemudian telur dicuci dengan air bersih sebanyak 3 kali
- Pada saat mencuci tambahkan Mb atau Mg untuk mencegah terhadap serangan hama
penyakit.
- Telur yang sudah dicuci lalu dimasukan kedalam bak penetasan yang telah dipasang
serasi dan hitter

IV. PEMELIHARAAN DAN PENETASAN
- Air dalam bak penetasan harus bersih Kedalaman air 20 cm
- Telur yang tidak dibuahi atau tidak menetas harus dibuang
- Telur akan menetas setelah 2 - 3 hari dengan suhu 27 -28 0C
- Larva berada pada bak penetasan selama selama 10 hari
- Setelah itu dipindahkan kedalam bak pendederan 1

VII. PERSIAPAN BAK PENDEDERAN I
Bak pendederan dengan ukuran 2,5 m x 4,5 m isi larva 2000 ekor, dan bak pendederan
dipersiapkan 2 - 3 hari sebelum ditanami larva.
a. Tahap-tahap persiapan bak pendederan I
- Bak dibersihan dan dikeringkan
- Pemupukan dengan pupuk kandang
- Pengapuran
- Pemasukan air dan diendapkan selama 1 hari
- Penanaman benih dapnia
- Pemasangan aerator
b. Penanaman benih atau larva
- Penanaman benih benih dilakukan setelah persiapan selesai .
- Selama di bak pendederan benih hanya diberi pakan alami berupa dapnia
- Benih berada dalam bale pendederan sampai 14 hari dari penanaman

VIII PEMELIHARAAN BENIH
Dalam pemeliharaan benih ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Mengamati keadaan air
- Penambahan pupuk kandang

IX. PEMANENAN BEN[H PADA BAK PENDEDERAN I
Pemanenan di lakukan pads pagi hari antara jam 07 - 09.00 dengan menggunakan alat
sebagai berikut:
- Wadah berisi air dan beraerasi
- Scope net
Caranya :
- Air dikeluarkan sedikit demi sedikit
- Penangkapan benih dilakukan dengan scope net
- Simpan benih hasil tangkapan pada wadah yang beraerasi, pads pemanenan air jangan
sampai keruh dan saluran pengeluaran dipasang saringan, dan setelah selesai bak
dibersihkan dan disiapkan untuk pendederan berikutnya.



Sumber : Durachman, Drs., Ir., MM.
Teknik Budidaya lkan Gurame.
Sub. Dinas Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan.
Powered by Blogger.