Teratai yang dikenal juga sebagai bunga air memang menawarkan banyak keindahan. Selain dari aneka warna yang dimilikinya, air yang digunakan sebagai media hidupnya punya fungsi sebagai penenang jiwa. Jadi cocok diletakkan di teras rumah, baik dalam kolam atau pot besar.
Bunga teratai mempunyai beberapa nama, diantaranya padma, seroia, terate, tarate, dan taratai besar. Sedangkan nama latin tumbuhan air ini berasal dari familia Nymphaeaceae yang mempunyai spsies berbeda, tergantung dari warna bunga. Namun secara keseluruhan fisiologis, tanaman air ini tak jauh berbeda.
Bunganya mempunyai aroma harum. Tumbuh luruh di permukaan air dengan daun yang melebar sejajar dengan air. Panjang tangkai tergantung dari kedalaman air, mulai dari 10 – 200 cm berbentuk bulat panjang. Diametar bunga tergantung dari jenis, mulai 10 cm –20 cm. Benangsari yang berwarna kuning akan terlihat memenuhi bagian kelopak yang mempunyai warna beragam, mulai dari ungu, merah, dan putih.
Bila sebelumnya kita banyak berbicara tentang tanaman dalam pot dengan media pakis, maka kali ini tanaman air akan memberikan satu pilihan baru yang menarik. Sebab, selain dari segi estetika yang bagus antara warna bunga dan daun lebar, teratai juga mampu memberikan aura positif bagi pemiliknya.
Unsur air yang diletakkan di depan rumah secara kesehatan akan menyerap debu, sehingga tak masuk ke dalam rumah. Dari bentuk bunga akan memberikan satu nuansa baru untuk menambah dekorasi taman, terutama saat tanaman berbunga warna yang keluar cukup menarik, apalagi bila dipadu dari warna yang berbeda.
Pedagang Bunga Teratai di Cihideung Bandung, Dedi, mengatakan tanaman teratai mudah dirawat. Apalagi di daerah yang mempunyai suhu panas seperti kota besar, bunga akan lebih cepat mekar. Itu disebabkan oleh karakter bunga teratai yang suka dengan suhu hangat, meski menggunakan air sebagai media.
“Yang penting tanah subur dan air bersih, teratai pasti tumbuh subur,” tandas Dedi.
Terpenting adalah tempat menanam teratai – dimana ada dua pilihan, yaitu dalam kolam maupun pot. Untuk dalam pot, Dedi menyarankan untuk menggunakan pot mangkok minimal mempunyai diamater 50 cm. Ini dilakukan untuk memberikan ruang gerak bagi akar dan daun teratai yang punya diameter besar.
Menghasilkan Bunga
Untuk menghasilkan bunga, setidaknya ada 2-3 daun yang tumbuh. Nah, bila satu daun setidaknya 10 cm, maka luas pot berdiameter 50 cm sudah cukup ideal untuk pertumbuhan. Namun untuk jenis teratai yang mempunyai karakter daun lebar, tentu pot juga harus menyesuaikan. Meski secara alami tanaman akan menyesuaikan dengan ukuran pot, tetap sebaiknya memberikan tempat lebih besar.
Media yang digunakan didominasi oleh tanah atau lumpur yang biasanya kita lihat di sawah. Berikan sedikit pasir dan letakkan langsung di bawah pot dan masukkan air hingga penuh. Tunggu sampai air jernih, baru masukkan teratai yang baru dibeli ke dalamnya. Jangan lupa untuk memberikan pupuk NPK sesuai dengan takaran. Lebih mudah bila menggunakan bentuk butiran, seperti pupuk mutiara.
Untuk pergantian air untungnya tak perlu diganti, hanya ditambah bila permukaan sudah kering. Air yang digunakan jangan mengandung klorin, seperti air ledeng. Lebih baik menggunakan air sumur. Akan lebih baik bila lokasi pot teratai ada di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Khusus di lokasi ini pemilik harus melakukan penyiraman dengan menyemprotkan air di bagian tanaman saat siang hari.
“Di siang hari, air pasti akan hangat dan harus didinginkan pake semprotan air. Bila suhu terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan, bahkan bisa membuat teratai mati,” ujar Dedi.
Untuk penempatan dalam kolam akan lebih mudah, terutama untuk kolam yang mempunyai sirkulasi air cukup baik. Penempatan teratai bisa di semua bagian kolam, asalkan diberikan proporsi yang sesuai. Pemberian ikan cukup dianjurkan, karena akan menambah keindahan kolam maupun pot. Alternatif bisa menggunakan jenis guppy atau jenis ikan kecil lainnya.
Perbanyakan Mudah
Perbanyakan teratai sangat mudah, yaitu bisa dengan biji dari bunga, daun, dan anakan. Di bunga teratainya – akan berbunga setiap 3-4 hari, dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga mulai rontok dan menyisakan dasar bunga yang jadi bakal buah. Bentuknya unik, seperti piramida terbalik dengan biji yang muncul antara 5-30 biji. Begitu kering, biji bisa diambil dan disemai.
Pada perbanyakan anakan, caranya sama dengan tanaman lainnya, dimana bila indukan sudah mengeluarkan tunas baru, maka bagian ini akan dipotong. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam pot baru untuk tumbuh dengan sendiri. Perbanyakan dengan daun caranya mudah, yaitu ambil daun yang sudah dewasa, potong tangkai dengan menyisakan 3-4 cm.
Selanjutnya, potong melingkar di permukaan daun dengan pusat di ujung tangkai daun diametar sekitar 5 cm. Di tengah daun yang juga ujung tangkai akan terlihat satu benjolan yang nantinya akan tumbuh. Setelah itu masukkan dalam media tanam yang basah, dimana bagian tangkai masuk ke dalam tanah.
Tetap Butuh Pupuk
Untuk perawatan memang membutuhkan langkah sendiri, karena media yang digunakan adalah air dan tanah. Di situ, kebutuhan unsur NPK tetap diperlukan sesuai dengan fungsinya. Namun cara pemberian jelas berbeda. Untuk vitamin seperti hanya B1 bisa diaplikasikan, terutama untuk lokasi di dalam pot yang tak terjadi pertukaran air. Dosisnya menyesuaikan dengan takaran, hanya volume yang dimasukkan berbeda di setiap pot.
“Untuk ukuran pot 50 cm bisa diisi 200-300 ml. Di situ makin besar pot, volume harus diperbanyak,” tandas Dedi.
Khusus pemberian NPK dengan serbuk bisa dilakukan dan untuk menghindari overdosis sebaiknya dilarutkan dulu seperti pemberian vitamin, termasuk volume yang diberikan. Lebih mudah memang menggunakan slow release, dimana untuk satu pot satu sendok makan sudah cukup untuk kebutuhan 2-3 minggu.
Ragam Warna Teratai
Warna jadi kekuatan utama tanaman ini, selain bentuk kelopak yang sangat eksotis. Dari situ, pemilik bisa menggabungkan 3-4 warna dalam satu pot atau kolam yang akan memunculkan warna berbeda dalam satu lokasi. Berikut beberapa jenis warna teratai dan karakternya:
Teratai Biru
Diyakini berasal dari Kalimantan yang juga disebut sebagai seroja biru dengan nama latin Nymphaea stellata. Bunganya berwarna biru muda, struktur kecil, dengan kelopak berbentuk bintang. Bagian daun oval sampai bundar dan tepinya berombak, bergerigi dengan warna keunguan di belakang daun.
Teratai Putih Jawa
Jenis ini paling populer, dimana kelopak berwarna putih dengan paduan benangsari yang memberikan gradasi kuning. Dengan nama latin Nymphaea pubescens punya bentuk kelopak menyerupai bintang. Warna daun berwarna hijau, sementara bagian bawah keunguan. Dari namanya, jelas teratai jenis ini berkembang awalnya di pulau Jawa
Teratai Putih Hutan
Bentuk bunga menyerupai bintang dengan tepi daun bergerigi. Mahkota bunga berwarna putih, benangsari dan kelopak berwarna kuning. Berbunga di malam hari dengan nama latin Nymphaea nouchali atau tanjung putih.
Teratai Silangan
Jenis yang diambil dari persilangan warna bunga, yaitu warna bunga gradasi merah muda ke ungu, dengan benang sari orange kemerahan. Beberapa janis lainnya chromatella, bunga berwarna kuning, bentuk bunga mirip mangkuk. [wo2k]
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub-kelas : Magnoliidae
Ordo : Nymphaeales
Familia : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea nouchali Brum F, Nymphaea alba L. (teratai putih), Nymphaea lotus (teratai kecil), Nymphaea rubra (teratai merah).
plantamor.com