Halaman ini akan tertutup secara otomatis setelah meng-klik salahsatu link diatas
Terimakasih!

Tanaman Rambat Peneduh Berbunga, Pas diaplikasikan untuk Pergola

Bandel dan gampang tumbuh hingga membuat aneka flora berbunga lincah itu cocok ditanam di lahan sempit dan minim sinar matahari. Ada banyak jenis tanaman merambat berbunga yang bisa Anda pilih. Ragam, flora ini cocok bila hendak digunakan sebagai peneduh. Sebagian besar tanaman ini toleran terhadap pa¬paran berbagai intensitas matahari. Bunganya yang cantik tetap lebat dan selalu mekar meski kondisi ling¬kungan di sekitarnya teduh.

Keunggulan lain yang dimiliki oleh kebanyakan tanaman merambat yaitu bandel serta mullah tumbuh. Sifat seperti ini membuat pemilik tidak direpotkan oleh pemeliharaan. Perawatan rutin yang di akukan cukup pemangkasan. Dilaksanakan setiap dua minggu sampai sebulan sekali. Pertumbuhan semakin pesat pada waktu musim hujan.

Tanaman merambat berbunga juga sering ditanam sebagai pot plant. Ukuran diameter pot yang di¬gunakan berkisar antara 20-30 cm. Mereka sangat cocok dimanfaatkan sebagai topiari. Untuk keperluan tersebut, pot harus dilengkapi kerang¬ka. Dibuat dengan kawat atau besi.
Topiari tanaman merambat berbunga dapat dipajang di tengah taman maupun di depan pintu gerbang.

Cara perambatan yang dilakukan tidak sulit. Butuh kesabaran. Juluran tanaman sedikit demi sedikit dililitkan di kerangka yang sudah tersedia. Agar tak mudah copot diikat dengan tali plastik. Ikatan bisa dilepas bila batang telah kokoh melilit kerangka. Bentuk topiari dan naungan terlihat semakin bagus bila daun tanaman tumbuh rimbun.

Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali. Menggunakan pupuk NPK. Pilih pupuk dengan kandungan Pospor lebih dari 50%. Atau dengan perbandingan NPK masing-masing 0 1 50 30. Tanaman yang di¬tanam dalam pot mendapat pupuk sebanyak 1 sendok makan. Sementara tanaman yang tumbuh langsung di pekarangan porsi pupuk yang diberikan 2 sendok makan dan diberikan 3 bulan sekali. Selain itu, pemangkasan juga dapat merang¬sang sekaligus menambah jumlah tandan bunga yang dihasilkan.

Menurut penuturan Agung Yuswan¬to, desainer taman di Jakarta Selatan, dinding dalam lorong sempit bisa disulap menjadi area yang indah dengan tanaman merambat berbunga. "Tanaman ini cocok bagi pemukiman di kota yang banyak dibatasi oleh tembok-tembok tinggi," ungkap Aria yang biasa disapa Agung itu.

Sumber " http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/308-10-tanaman-rambat-peneduh-berbunga-pas-diaplikasikan-untuk-pergola.html

BUDIDAYA TANAMAN PISANG


PENDAHULUAN
Pisang adalah tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional. Untuk itu PT. NATURAL NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu petani meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (Aspek K-3).

SYARAT TUMBUH
Iklim
  • Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.
  • Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
  • Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.

Media Tanam

  • Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
  • Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
  • Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
Ketinggian Tempat

Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
  • Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
  • Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
  • Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
  • Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.

Penyiapan Bibit

  • Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2x2 m
  • Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.

Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam

  • Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
  • Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.
  • Buang daun yang lebar.
  • Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
  • Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.

Pengolahan Media Tanam

  • Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.
  • Gemburkan tanah yang masih padat
  • Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
  • Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.

Teknik Penanaman

  • Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
  • Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
  • Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
  • Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.
  • Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
  • Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
  • Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
  • Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.

Data kebutuhan dan cara pemupukan, adalah sebagai berikut :
PUPUK JUMLAH KETERANGAN

  • UREA 207 (kg/ha) Berikan 2x setahun, dalam larikan yang mengitari rumpun lalu ditutup tanah
  • SP-36 138 (kg/ha) 6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
  • KCl 608 (kg/ha) 6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
  • Pupuk Kandang 0,8-10 (kg/ha) Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
  • Dolomit 200 (kg/ha) Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
  • POC NASA 20 (botol/ha) Disiramkan 3 bulan sekali
  • SUPERNASA 10 (botol/ha) 4 bulan sekali
  • HORMONIK 10 (botol/ha) Dicampur POC NASA disiram 3 bulan sekali

Pemeliharaan Tanaman

  • Satu rumpun hanya 3 - 4 batang.
  • Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan).
  • Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru.
  • Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.
  • Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam.
  • Pangkas daun kering.
  • Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air.
  • Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.

Pemeliharaan Buah

  • Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.
  • Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.
  • Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.


Hama dan Penyakit
Hama

  • Ulat daun (Erienota thrax.)
    Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.
  • Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
    Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA.
  • Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)
    Menyerang akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
  • Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
    Menyerang bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.

Penyakit

  • Penyakit darah
    Penyebab : Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
  • Panama
    Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Menyerang daun. Gejala : daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
  • Bintik daun
    Penyebab: jamur Cercospora musae. Menyerang daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
  • Layu
    Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman yang sakit, Natural GLIO diawal tanaman
  • Daun pucuk
    Penyebab : virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan Natural BVR, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

Panen

  • Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
  • Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.
  • Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
  • Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali.
  • Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.

BAGAIMANA PASCA PANEN VANILI

Untuk menghasilkan mutu vanili yang baik dan mempunyai harga jual yang tinggi maka perlu penanganan pasca panen yang baik. Penanganan pasca panen terdiri atas beberapa tahapan yang saling berkaitan dimana satu tahap kegiatan akan mempengaruhi hasil kegiatan ditahap berikutnya. Berikut diuraikan tahapan kegiatan pasca panen.

Sortasi buah basah bertujuan untuk memperoleh buah yang seragam ukuran, bentuk, dan tingkat kemasakan. Setelah disortasi buah dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan debu, getah dan kotoran lain yang menempel pada buah vanili lalu ditiriskan untuk mempercepat proses pengeringan karena buah sudah tidak mengandung air.

Penyortiran buah berdasarkan keseragaman ukuran, bentuk, tingkat kemasakan dan kedudukan buah pada tandan akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain akan mempermudah pengawasan dan pelaksanaan dalam pengelompokan mutu (grading) pada akhir proses pengolahan nantinya, menghemat waktu dalam proses akhir dan akan menghasilkan buah vanili kering yang bermutu seragam.

Pelayuan bertujuan untuk mendorong proses bekerjanya enzim untuk pembentukan vanillin dan aroma serta mempermudah proses pengeringan.

Proses pelayuan dilakukan dengan mencelupkan buah vanili kedalam air panas selama 95 detik pada suhu 65 0 C. Proses pelayuan ini dilakukan untuk memberi jalan bekerjanya enzim pembentuk aroma(Enzims β-glukosidase dan peroksidase.

Kondisi ini akan memberikan kemungkinan lebih besar untuk mendorong pembentukan kadar vanillin cukup tinggi (2,4%), rendemen cukup tinggi (21-23%) warna lebih hitam dan aroma cukup baik.

Proses fermentasi bertujuan untuk memberikan kesempatan terjadinya proses enzimatis pada buah vanili untuk mendapatkan flavor dan aroma yang diinginkan.

Lama fermentasi sangat berpengaruh terhadap kadar vanilli olahan. Lama fermentasi 60 jam menunjukkan hasil vanillin terendah, sedangkan untuk memperoleh kadar vanillin yang lebih tinggi dapat dilakukan fermentasi selama 48 jam (dikombinasikan dengan lama pelayuan 95 detik pada suhu 65°C).

Pengeringan (drying) bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga buah vanilli tidak mudah terkena jamur terutama pada waktu penyimpanan dan pengangkutan. Tahap pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai batas tertentu (25-30%).

Pengeringan buah vanili dapat dilakukan dengan cara menggunakan oven, sinar matahari, atau dengan cara diangin-anginkan

Pengeringan dengan menggunakan oven merupakan cara pengeringan yang sangat baik untuk dilakukan. Keuntungan cara ini adalah dapat mempersingkat waktu pengeringan menjadi 1 minggu. Pengeringan dengan oven dilakukan dengan cara buah vanili dimasukan kedalam oven yang suhunya sudah diatur sekitar 45o C. Di dalam oven diletakan cawan-cawan yang berisi air untuk mempertahankan kelembaban ruang oven agar buah tidak terlalu cepat kering. Pengeringan dianggap selesai bila buah vanili sudah menunjukkan tanda tidak putus atau retak saat dililitkan pada jari, tetapi kembali utuh setelah dilepaskan..

Demikian tahapan kegiatan pasca panen vanili sebagai upaya untuk meningkatkan mutu vanili dan sekaligus dapat meningkatkan harga jual vanili di tingkat petani.

BERTANAM ANGGREK UNTUK PENGHASILAN TAMBAHAN


1. SEJARAH SINGKAT
Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia.


2. JENIS TANAMAN
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain:


  1. Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna
    ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera,
  2. anggrek larat/Dendrobium phalaenopis,
    anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis,
  3. anggrek Apple Blossom,
  4. anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya
  5. anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah.

Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan

selengkapnya di versi ebook download disini

BUDIDAYA NILAM PRODUKSI 1 TON NILAM KERING


PRIA yang berdomisili di Desa Tanjung Lapang (Malinau Barat) ini bertekad mengembangkan nilam di Malinau karena berbagai faktor. 

Diantaranya lahan di Malinau dinilai sangat subur untuk ditumbuhi nilam walaupun tanpa pupuk, di samping masih banyaknya lahan yang kosong. 

Selain itu budidaya nilam ini juga sangat mudah untuk dilakukan setiap orang lantaran hanya batangnya saja yang ditanam. 

"Budidaya nilam ini sebenarnya sangat cocok untuk usaha rumah tangga karena tidak banyak menyita waktu. Dalam penggarapannya, bisa dilakukan dengan sistem tumpang sari seperti ditanami jagung dan lainnya," kata Zainal Arifin yang lebih akrab disapa Bapak Dalbo ini. 

Selama lebih kurang setahun ini menekuni budidaya nilam, pria paruh banyak yang tinggal di seberang Jalan Lapangan Sepak Bola Borneo Tanjung Lapang ini mengaku terinsipirasi mengembangkan tanaman nilam setelah membaca buku dan melihat tayangan TVRI. 

Kemudian pertengahan tahun 2006 lalu H Dalbo mulai menanam nilam dari benih yang diambilnya dari PT inhutani. Sedikit demi sedikit bibit yang dijadikan sebagai bahan baku utama kosmetik dan parfum ini dikumpulkan dan ditanam di sekitar rumahnya sehingga kini sudah menjadi sekitar 25 ribuan bibit. 

"Saya juga sudah menanam sekitar 8 ribu bibit di lahan seluas satu hektare. Sekarang sudah ada 1 ton nilam kering", tutur mantan karyawan PT Inhutani II di Malinau ini. 

Dari satu ton nilam kering ini, ia merencanakan akan mengirimnya ke Surabaya. 

Dalam usaha perkebunan budidaya nilam ia mengaku mengeluarkan modal perdana dan usaha sendiri dari hasil menjual ikan lele senilai Rp 2,5 juta. Saat ini ia mengaku menghabiskan sekitar Rp 25 juta untuk biaya perawatan, pembelian polibek dan yang lainnya. 

"Beberapa waktu lalu kandungan minyaknya sempat dikirim ke Surabaya untuk dijadikan sampel pemeriksaan di laboratorium. Hasilnya masih menduduki kualitas nomor dua dari semua minyak nilam yang ada," ujar pria yang memiliki pohon jari 1.200 pokok dan saat ini kemungkinan sudah berdiameter sekitar 20 hingga 30 CM. 

Kini pria yang sudah menetap di Kabupaten Malinau sejak 1969 silam tersebut berupaya mendatangkan mesin penyuling minyak nilam dari Surabaya. Jika tidak ada halangan dan kendala yang berarti, mesin penyuling dengan kisaran harga Rp 52 juta tersebut diperkirakan sampai di Malinau pada Agustus mendatang. 

Mesin ini diperkirakan mampu memproduksi antara 4 hingga 5 kuintal nilam kering sekali suling.

Dijelaskan, masa produktif tanaman nilam ini hanya bertahan selama 2 tahun. Setelah itu akan mati. Namun, selama dua tahun tersebut, pembudidaya sudah mampu panen beberapa kali. 

Panen pertama dapat dilakukan pada usia lima bulan pertama dan memproduksi 1 ton per hektare. Panen kedua sekitar 1,5 ton nilam kering, panen ketiga sebanyak 2 hingga 3 ton sampai panen kelima terus mengalami peningkatan. Pada masa panen keenam diperkirakan mengalami penurunan produksi seiring dengan usia induk tanaman nilam. 

DIKUTIP DARI KALTIM POST

MANFAAT DARIS SAMBUNG SAMPING PADA TANAMAN KAKAO

PENDAHULUAN
Tanaman kakao yang sudah cukup tua terkadang susah untuk berproduksi,oleh sebab itulah perlu direhabilitasi. Salah satu cara yaitu melalui teknik sambung samping. Sambung samping adalah teknik perbaikan tanaman tua tanpa harus membongkar tanaman. Pada prinsipnya sambung samping menggabungkan atau menyambung batang bawah dengan klon yang dikehendaki.
Secara ekonomis teknik sambung samping cukup menguntungkan. Pelaksanaan sambung tidak perlu menunggu terlalu lama untuk melakukan pemanenan pada tanaman baru.

PELAKSANAAN SAMBUNG SAMPING
Penyambungan dilakukan sebaiknya pada pagi hari dan awal musim hujan,agar tanaman yang akan disambung masih dalam keadaan segar, dan mudah terkelupas. Uraian pelaksanaan sambung samping adalah batang kakao dikerat pada ketinggian 40-60 cm dari permukaan tanah.
Setelah itu batang disayat dengan pisau bersih selebar 1 cm dengan panjang 2- 4 cm. Sayatan dibuka dengan hati-hati supaya tidak merusak cambium. Kemudian entres dimasukkan dengan hati-hati kedalam lubang sayatan, sampai kedasar sayatan.
Kulit batang tanaman pokok ditutup kembali sambil ditekan dengan ibu jari dan diikat. Setelah itu plastik penutup dipasang. Selanjutan dilakukkan pengamatan tanpa membuka plastik penutup entres 2-3 minggu setelah penyambungan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sambungan itu jadi atau tidak. Bila kondisi entres masih segar berarti sambungan berhasil. Dilakukkan pembukaan plastik penutup bila panjang tunas sudah mencapai 2 cm atau lebih kurang umur satu bulan sejak pelaksanan sambungan.

PEMELIHARAAN
Dalam pemeliharaan ini tidak hanya pada batang yang disambung samping tetapi meliputi segala aspek yaitu pendangiran, pengendalian hama dan Penyakit, pemupukan, pemangkasan, dan pengairan. Pemupukan dilakukan 2 kali, yaitu sebulan sebelum penyambungan dan sebulan setelah penyambungan. Setelah 3 bulan pelaksanaan sambung samping sebaiknya tajuk batang bawah dipangkas. Batang bawah dapat dipotong total bila batang atas telah tumbuh kuat dan berbuah.

PANEN
Tanaman hasil sambung samping lebih cepat dapat dipanen yaitu pada umur 14-18 bulan, dan produksi dapat mencapai 1500 kg – 2500 kg/ha/thn.

PUPUK: Kontroversi Seputar Pupuk & Pemupukan Tanaman

Fungsi dan manfaat pupuk telah diketahui orang. Tak sedikit yang hapal fungsi masing-masing unsur hara penyusun pupuk. Nitrogen (N) bermanfaat untuk daun, phospor (P) untuk pembungaan, dan kalium (K) untuk buah. Banyak buku, majalah, dan brosur pertanian yang menjelaskan hal tersebut. Namun demikian jarang yang menjelaskan perihal mekanisme dan proses penyerapan pupuk oleh tanaman. Hal yang terakhir ini akhirnya menimbulkan beberapa kontroversi dalam hal pemupukan. Disisi lain, kontroversi seputar pemupukan justru dimanfaatkan oleh beberapa produsen pupuk untuk menambah nilai jual dan sebagai alat persaingan dagang. Berikut diskusi seputar kontroversi pupuk dan pemupukan, dengan batasan hanya untuk tanaman hias di pekarangan dan dalam pot. Dari diskusi ini diharapkan kita jangan mudah termakan mitos dan gugon tuhon di seputar pupuk, dan mau membayar lebih untuk sesuatu yang tidak perlu.

Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik (Pupuk Kimia)

Kelebihan pupuk organik dibanding pupuk kimia mungkin telah banyak diungkapkan dalam banyak tulisan. Pupuk organik lebih mudah diserap tanaman, lebih ramah lingkungan, pupuk organik tidak membahayakan kesehatan, dan lain sebagainya. Mengapa dan benarkah demikian ?

Faktanya, tanaman tidak dapat membedakan dan tidak bisa memilih unsur hara yang diserap berasal dari pupuk organik atau pupuk kimia. Tanaman menyerap unsur hara (N, P, K, dan sebagainya) melalui mekanisme pertukaran ion, dan dalam bentuk ion-ion anorganik. Agar dapat diserap tanaman, pupuk organik harus melalui serangkaian proses perombakan oleh mikroba dalam tanah menjadi ion-ion anorganik/kimia. Jadi yang diserap tanaman pada akhirnya tetap saja berupa ion-ion anorganik / kimia.

Konsentrasi kandungan unsur hara pupuk organik jauh di bawah kandungan pupuk kimia. Sekian ton pupuk organik berbanding sekian puluh gram pupuk kimia, untuk ukuran kandungan hara yang sama. Kelebihan sifat pupuk organik ini (meski lebih tepat bila dikatakan kekurangan), diisukan sebagai ramah lingkungan. Pernyataan tersebut baru benar bila penggunaan pupuk kimia tidak sesuai dosis dan berlebihan. Sesuatu yang wajar kiranya, apapun yang berlebihan tentu tidak baik untuk hal apapun.

Lalu adakah kelebihan pupuk organik dibanding pupuk kimia ? Pupuk organik mempunyai keunggulan dalam hal memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah, sesuatu yang tidak dapat dicapai pupuk kimia. Namun dengan catatan, hanya pada pupuk organik yang masih bersifat padat, berupa kompos atau pupuk kandang asli. Pupuk organik dalam bentuk cair, ekstrak, pupuk daun, dan pelet, tidak akan mempunyai kemampuan memperbaiki struktur tanah. Tapi bagaimana dengan tanaman dalam pot ? Di tengah trend pemakaian media yang bersifat soilless, tentunya kelebihan sifat tersebut di atas menjadi tidak berarti lagi. Mengapa dipilih soilless media ? Mungkin akan kita diskusikan lain kali.

Kapan sebaiknya menggunakan pupuk organik atau pupuk kimia ? Sepanjang kita bermaksud memberi nutrisi ke tanaman, pakailah pupuk kimia. Mengapa demikian ? Disamping jauh lebih murah, lebih cepat diserap tanaman, juga lebih terkontrol. Di belahan dunia manapun, yang namanya pupuk urea pasti akan sama, mengandung nitogen (dalam bentuk amonium) sebesar 46 %. Sementara untuk pupuk organik, tergantung bahannya dari apa, jenis ternak dan apa yang dimakan ternak penghasil pupuk kandang, dan lain-lain. Lebih sulit diprediksi. Namun bila tujuan utama adalah memperbaiki struktur tanah, pakailah kompos, atau pupuk kandang asli. Jangan terpengaruh dengan iklan pupuk organik dalam bentuk cair, pupuk daun, atau pupuk kandang pelet. Pupuk-pupuk ini setali tiga uang dengan pupuk kimia, namun jauh lebih mahal. Lebih banyak isunya.

Bila di pasar dijumpai pupuk organik dengan kandungan unsur N,P, dan K masing-masing lebih dari 4 %, yakinlah bahwa pupuk tersebut telah diperkaya dengan pupuk kimia.

Pupuk Daun dan Pupuk Akar

Benarkah pupuk daun lebih efektif dan efisien dibanding pupuk akar ? Benarkah penyerapan pupuk melalui daun 10 kali lebih efektip dan efisien dibanding melaui akar ? Benarkah pemberian pupuk melalui daun berarti memberikan hara langsung ke dapur tanaman ? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas digunakan sebagai salah satu alat dagang dan alat penambah nilai jual pupuk daun. Kenyataanya, belum ada penelitian yang independen dan valid yang dapat menjawab seputar pertanyaan tersebut di atas.

Fakta selama ini yang dapat diterima, selain unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, unsur hara seperti N, P, K dan lainnya diperoleh dan diserap tanaman dari dalam tanah melalui akar. Dari sononya akar secara khusus memang dirancang untuk menyerap unsur hara, melalui pertukaran ion.

Bagaimana dengan daun ? Pada awal pemunculan pupuk daun, dikatakan penyerapan unsur hara dilakukan melalui stomata daun. Tapi hal ini kemudian diralat, karena ternyata stomata hanya bisa dilalui gas. Kemudian berkembang isu lain, penyerapan dilakukan melalui permukaan daun (sel epidermis dan kultikula), yang bentuknya seperti tenunan. Faktanya, kebanyakan permukaan daun tanaman diselimuti oleh lapisan minyak, lilin, dan bahkan ditumbuhi bulu-bulu halus. Keadaan yang tentunya akan menjadi faktor penghambat masuknya unsur hara melalui daun.

Memang daun, atau bahkan batang tanaman dapat menyerap unsur hara, namun demikian akar tetap saja lebih efektip dan efisien dalam menyerap unsur hara. Dalam beberapa kasus, memang unsur hara seperti K, dan Ca gampang masuk ke jaringan tanaman malalui daun dan bahkan batang tanaman. Tapi bukan berarti semua unsur hara lebih gampang diserap tanaman melalui bagian tanaman di luar akar.

Kapan pupuk daun dapat digunakan ? Bila penggunaan pupuk akar sulit diaplikasikan, misal pada tanaman epifit, seperti kebanyakan tanaman anggrek. Hal ini menjawab pertanyaan mengapa pupuk daun sangat populer dan banyak digunakan di kalangan pecinta anggrek. Tanaman yang baru saja mengalami pruning akar, pemindahan pot, atau kondisi-kondisi dimana untuk sementara waktu akar sulit berlaku sebagaimana mestinya, pupuk daun akan sangat membantu dan bermanfaat.

Fakta lain, pertanian hidroponik lebih dipilih orang tentunya bukan hanya karena alasan menghemat tempat, tapi juga keyakinan pemberian nutrisi tanaman yang lebih terkontrol, efektip, dan efisien melalui akar. Atau mungkin ada ide sistem tanam dalam pot kecil-kecil tetapi hanya diberikan pupuk melalui daun. Dijamin kerugian yang akan dituai.

Pupuk Slow Release

Jenis pupuk ini juga merupakan ide dagang yang cemerlang dari produsen pupuk. Dikatakan pupuk slow release merupakan pupuk kimia yang sifatnya mirip dengan pupuk organik. Diserap tanaman sesuai dengan kebutuhan, hingga tidak mencemari lingkungan. Hebat. Sekali lagi hebat. Benarkah demikian ?

Faktanya, tanaman tidak bisa merasakan kenyang kemudian berhenti makan. Sepanjang banyak tersedia unsur hara, sepanjang itu pula tanaman akan menyerap sebanyak yang tersedia. Fakta ini kemudian melahirkan istilah luxury consumption. Sepanjang tidak mengganggu kestabilan kimia larutan tanah, tanaman akan menyerap unsur hara yang disediakan tanah. Hasilnya dijadikan cadangan makanan dan untuk memperbanyak diri.

Pupuk slow release dibuat dari pupuk kimia yang dibalut dengan lapisan tertentu yang bersifat permeable. Adanya lapisan tersebut membuat kandungan kimia dilepaskan sedikit demi sedikit sesuai berjalannya waktu. Kalau memang benar pelepasan unsur kimia tersebut sesuai kebutuhan tanaman, tentu dalam label kemasan tidak dicantumkan angka jangka waktu penggunaan 3 bulan atau 6 bulan. Angka-angka tersebut sebenarnya merupakan waktu luruh pupuk. Angka yang menggambarkan jangka waktu pelepasan kandungan pupuk hingga habis kandungan pupuknya.

Kapan kita perlu menggunakan pupuk slow release ? Jika kita termasuk pecinta tanaman yang malas. Malas menyiram, dan malas bereksperimen. Bukantah salah satu kenikmatan bercocok tanam adalah manakala kita menyirami tanaman kesayangan kita. Atau mungkin kita termasuk orang yang lebih cocok bertanam tanaman plastik
Powered by Blogger.